Ibrani 10:25 "Jangnlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan
oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati dan semakin giat
melalukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat".
Kalimat
firman Tuhan yang di atas memberikan petunjuk yang sangat jelas bagi kita,
supaya kita jangan menjauhkan diri dari ibadah-ibadah kita. Dalam ayat ini
dipakai kata "pertemuan ibadah" ini merujuk kepada perskeutuan
anak-anak Tuhan, dimana semua orang yang percaya hidup dalam persekutuan yang
terbangun dengan baik. Persekutuan pada dasarnya terbagi dua, persekutuan
dengan Allah sering kita sebut dengan persekutuan vertikal, dan persekutuan
dengan sesama atau yang lazim disebut dengan persekutuan horizontal.
Dua
persekutuan yang di sebut diatas, bagi kita anak-anak Tuhan haruslah dilakukan
dengan seimbang. Artinya kita tidak boleh mementingkan hanya satu, kemudian
melupakan atau melalaikan yang lain. Mengapa? sebab dua persekutuan ini
membangun kerohanian yang benar. Sebagaimana kita mengasihi Allah maka demikian
juga kita mengasihi sesama kita. Mustahil seseroang bisa mengasihi Allah namun
tidak mengasihi sesama, demikian juga dengan persekutuan, jika kita bisa
bersekutu dengan Allah maka seharusnya persekutuan dengan sesama juga pasti
akan terjalin. Itulah sebabnya penulis kitab Ibrani ini menyebutkan
"jangan meninggalkan pertemuan ibadah".
Mengapa
kita tidak boleh meninggalkan persekutuan? atau pertemuan ibadah? Ada beberapa
hal yang bisa kita renungkan. Pertama,
seseorang yang meninggalkan pertemuan ibadah (persekutuan) akan mengalami
kekeringan rohani. Di ibadah kita mengalami kesegaran rohani, iman dan juga
pengharapan kepada Tuhan. Melalui ibadah kita akan mendapatkan jamahan Tuhan
bagi hidup kita. Itu sebabnya ada kerugian kalau kita menjauhkan diri dari
ibadah-ibadah yang kita lakukan. Coba saja perhatikan mereka yang jarang
beribadah kepada Tuhan, pasti mereka memiliki kehidupan yang suram, putus asa,
meski memiliki segalanya namun hal itu tidak menjawab kebutuhan mereka.
Kebutuhan rohani hanya bisa dipenuhi dengan ibadah yang kita lakukan. Kedua, orang yang
meninggalkan ibadah (persekutuan dengan sesama) cenderung menjadi pribadi yang
individualistik. Dalam ibadah salah satu yang terbangun adalah hubungan kita
dengan sesama orang percaya. Kita saling mendoakan, membangun,
bertolong-tolongan, dll. Hubungan sesama orang-orang percaya menjadi cair
ketika persekutuan satu dengan yang lain terjalin dengan baik (Band Kisah
2:42-47). Ibadah membawa dampak bagi kita bahwa tingkat kepedulian kita
(simpati, empati) bahkan pengorbanan kita pun menjadi nyata bagi sesama. Ibadah
bukan sekedar perkumpulan biasa, namun wadah dimana orang-orang percaya
bertumbuh bersama dalam pengenalan akan Tuhan, dan mempraktekkan kasih itu.
Jangan
tinggalkan ibadah atau persekutuan! Banyak berkat yang akan kita terima melalui
ibadah/persekutuan. Dan janji Tuhan bahwa jika kita beribadah ia memberikan
berkat bagi kita baik secara jasmani maupun rohani (Keluaran 23:23-25; 1
Timotius 4:8).