Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:6)
Saat Natal adalah saat-saat yang menyenangkan bagi kita. Liburan yang panjang, diskon-diskon yang besar, pesta-pesta yang meriah dan hadiah- hadiah yang indah. Memang demikianlah arti natal yang nampak bagi orang-orang duniawi, namun bagi kita orang percaya arti natal yang sesungguhnya bukanlah hal-hal tersebut. Arti natal yang sesungguhnya adalah kasih. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Natal adalah perwujudan dari betapa besarnya kasih Allah kepada kita.
Cerita mengenai natal yang sesungguhnya adalah mengenai Allah yang menjelma menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Mengapa Tuhan melakukan hal itu? Alasannya adalah karena Dia mencintai kita! Mengapa perlu ada yang namanya natal? Karena kita semua memerlukan seorang Juru Selamat! Mengapa Tuhan begitu mengasihi kita? Karena Dia sendiri adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Kita merayakan natal setiap tahun adalah untuk memperingati apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Kita mengingat dan merayakan kelahiran-Nya dengan memberikan hadiah serta kasih kita kepada mereka yang membutuhkan dan dengan beribadah kepada Tuhan.
Arti Natal yang sesunggunya adalah kasih. Tuhan begitu mengasihi milik kesayangan-Nya yaitu kita semua, dan Tuhan telah merancang suatu cara agar kita dapat bersama Dia dalam kekekalan. Dia memberikan Anak-Nya yang Tunggal untuk menanggung hukuman atas dosa-dosa kita. Dia telah membayar lunas harga dosa yang telah kita lakukan dengan darah-Nya sendiri! Hal ini diberikan secara cuma-cuma kepada kita sebagai perwujudan dari kasih karunia-Nya.
"Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8)
0 komentar:
Posting Komentar