Apabila ada genersi peduli tentu ada generasi yang tidak peduli. Kata cuek lebih populer dikalangan anak muda untuk menggantikan kata tidak peduli. Jadi kita bisa sebut generasi cuek. Kira-kira bagaimana kita bisa hidup dalam suatu generasi cuek ? Dalam satu lingkungan yang tidak saling peduli ? Jaman memang cepat berubah apalagi dengan teknologi yang canggih membuat generasi muda tenggelam dengan laptop, hp dan lain-lain yang menyediakan informasi dari seluruh dunia yang berguna maupun yang tidak berguna dan merusak. Tidak hanya orang yang sudah berkerja, mahasiswa-mahasiswi maupun siswa-siswi bahkan anak-anak belum bersekolah, informasi, film-film dari mana saja ada dalam genggaman tangannya. Mereka terlalu sibuk dan seluruh perhatiannya tersita secara tidak langsung hilang kepedulian pada sekelilingnya.
Efek dari kejahatan juga memberi andil terhadap ketidak pedulian. Suatu kali saya dengan seorang teman ada disuatu Airport di Amerika.
Tiba-tiba seorang anak kecil sedang berlari-lari dan terjatuh, tidak jauh dari tempat dimana saya dan teman saya sedang berdiri. Melihat anak ini terjatuh saya bergerak berlari ingin menolong, mengangkat anak itu dari lantai. Tapi teman saya yang sudah menjadi American cityseen, menarik tangan saya dan berkata: “biarkan saja” saya tercengang dia menambahkan: “tidak usah, jangan-jangan ketika kamu mengangkat anak itu kamu dituduh menjatuhkan anak itu”. Saya terheran-heran kenapa bisa seperti itu “apakah dunia ini telah sedemikian jahat sampai kita harus menahan diri dari memberi pertolongan ?” tanya saya dalam hati. Ini adalah baru satu persoalan. Kalau hal-hal ini berlanjut dan merembet, ini juga menjadi suatu pemicu untuk orang-orang menjadi pasif dan tidak peduli. Kepedulian juga terhadap lingkungan kita. Suatu kali seorang ibu bertubuh tinggi besar dan kira-kira mempunyai berat hampir 90 kg terperosok ke dalam got yang penutupnya telah rusak sehingga menjadi lobang yang mengangak karena hari sudah malam dia tidak memperhatikan. Mungkin 3 orang lelaki tidak cukup mengangkat dia keluar. Apabila ini terjadi disekitar Anda, apakah Anda peduli untuk mendatangi pejabat setempat untuk memohon agar memperbaiki supaya tidak terjadi hal yang tidak dinginkan. Marilah kita menjadi generasi peduli, maukah Anda sebagai pemuda-pemudi generasi kita memberi tempat duduk di bus, kereta api atau di mall kepada seorang yang lebih tua dari Anda atau apabila Anda mengendarai motor atau mobil maukah Anda berhenti sebentar membimbing orang tua menyebarangi jalan atau seorang wanita hamil yang menjinjing barang-barang yang berat. Apabila kepedulian adalah bagian dari kasih maukah Anda menjadi seorang yang peduli dan penuh kasih. Menurut Rasul Paulus apabila Anda tidak mempunyai kasih sudah jelas Anda tidak mempunyai iman. Bukankah kita dibenarkan oleh Allah karena iman. Mulailah dari diri kita sendiri untuk memberi teladan kepada orang lain dalam kepedulian dan kasih. Generasi demi generasi, sambung-menyambung. Kita pernah melewati generasi hipis yang membagi-bagikan kembang mawar untuk mengajarkan kasih tapi dengan kehidupan yang tidak benar yang dikenal saat itu dengan free sexs. Marilah kita menciptakan suatu generasi yang akan diingat oleh generasi-generasi berikut sebagai suatu teladan keemasan yaitu generasi peduli. Generasi penuh kasih dan dalam “kebenaran”. Ada tiga hal yang perlu kita pegang teguh.
Pertama, buatlah segala sesuatu yang dapat di pegang tanganmu dengan benar. Apa pun yang akan kamu perbuat baik itu dalam keluarga, sekolah, di tempat bekerja atau di tempat pergaulan lakukanlah segala sesuatu dengan benar. Jagalah hatimu dan juga kakimu jangan cepat berlari pada kejahatan.
Kedua, harus didalam kebenaran, bukan hanya membuat itu dengan benar tetapi harus dalam kebenaran Alkitabiah. Jadi kita bukan dibenarkan oleh perbuatan-perbuatan kita tetapi oleh percaya akan Dia atau harus mempunyai iman. Menurut Petrus kita harus menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.(2 Pet 1:5-7) Jadi kita selalu harus sadar bahwa kita adalah manusia-manusia beriman yang dipimpin oleh Roh Kudus sehingga perbuatan kita harus mencerminkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri. Itulah suatu gambaran generasi baru yang nanti akan kita tinggalkan sebagai tapak kaki untuk generasi berikut, supaya diingat dan ditiru oleh generasi-generasi yang akan datang.
Ketiga, yang paling penting ialah berjalanlah bersama Allah dengan segala kerendahan hati. Di Amerika ada kata-kata untuk mengekspresikan kerendahan hati dengan “down to earth” Tuhan Yesus datang ke bumi dengan mengosongkan diri-Nya sebagai anak Raja yang maha kuasa Dia mengambil rupa seorang hamba.
Marilah kita menjadi suatu generasi peduli bukan generasi “cuek” supaya nama Tuhan terus dipermuliakan atas hidup kita dan kita boleh menjadi dampak bagi setiap orang.