Kehidupan masa muda, kita suka dibilang adalah masa-masa yang indah dan senang, belum mempunyai beban dan tanggung jawab, penuh vitalitas dan juga penuh tahu untuk hal-hal baru, terutama apabila kita baru terjun ke masyarakat, entah itu pekerjaan yang baru, berbisnis atau berorganisasi dan bersosialisasi. Kebanyakan anak muda sudah menyadari atau pernah mendengar tentang “harga diri”. Barangkali kita dibekali nasihat-nasihat oleh orangtua untuk tetap menjaga, mempunyai harga diri. Yang bagaimana sih harga diri itu ?
yang pertama, tentu yang pertama-tama dinasihatkan untuk bisa membawa diri dengan baik disuatu kalangan orang-orang yang mengagungkan kelebihan harta walaupun latar belakang kita tidak datang dari level kalangan tadi, kita tidak perlu merasa rendah diri, karena Tuhan mengatakan : “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” (Yer. 9:23-24). Yang kedua, mereka-mereka yang datang dari kalangan “the have” biasanya mempunyai harga diri yang tinggi, sehingga kadang-kadang kelihatan seperti orang sombong. Tapi harga diri tetap diperlukan tanpa harus berlebih-lebihan. Janganlah harga diri menjadi rendah diri (inferiority). Apabila harga diri anda jatuh, maka anda tidak dapat menjadi seorang pemain.
Keangkuhan artinya berbeda dengan harga diri. Jarak pemisah dari keangkuhan dan harga diri hanyalah sangat tipis, apa bedanya harga diri yang dipasang terlalu tinggi dengan yang disebut keangkuhan ? kita perlu nalar dan intelegensia untuk menakar harga diri kita pada setiap keadaan. Bila harga diri dipasang terlalu tinggi, apa bedanya dengan keangkuhan. Seandainya harga diri telah menjadi keangkuhan banyak kesempatan di dalam bisnis, pekerjaan malah didalam pergaulan bisa anda lewatkan. Barangkali hanya dianggap hal kecil tetapi sangat fatal. “Karena Allah merendahkan orang yang angkuh” (Ayub 22:29).
Ada orang-orang yang diibaratkan seperti banteng, kepalnya nunduk tetapi tanduknya siap untuk menanduk. Apakah anda pernah memperhatikan adu banteng dengan seorang matador yang mengibarkan bendera merah, semakin kepalanya menunduk, semakin tanduknya menjulang keatas, siap untuk menanduk.
Jadi sebagai orang muda, mari kita belajar sensitif menilai suasana, keadaan, dan lingkungan, seberapa besar kita meletakkan standar harga diri tapi tidak menjadi keangkuhan yang sangat dibenci Tuhan maupun manusia.
sumber:https://bertumbuh.net/tilly-palar/keangkuhan-vs-harga-diri/